KAITAN
CONTOH KASUS PENGGUNAAN IT FORENSIK
Dalam tugas Penanganan Insiden dan Freezing the Scene, saya akan memberikan kaitan contoh kasus penggunaan IT forensik. Untuk pembahasan sebelumnya bisa dilihat disini :
Part 1 :Pengertian IT Forensik
part 2 :Penanganan Insiden Forensik
part 3 :Freezing The Scene
DENGAN 4 ELEMEN KUNCI IT FORENSIK
Kasus terorisme di Indonesia memang terbilang cukup
sulit diberantas. Hal ini dikarenakan organisasi terorisme tersebut cukup kuat
dan merupakan mata rantai dari terorisme internasional. Akan tetapi
keberhasilan Polri menumpas gembong terorisme Noordin M. Top adalah hal yang
luar biasa dan patut disyukuri. Bukti-bukti yang berada dalam laptop Noordin
merupakan bukti digital yang dapat memberikan keabsahan hukum di persidangan. Adapun
kaitan dengan 4 elemen kunci forensik IT yaitu :
1.
Identifikasi dalam bukti digital (Identification
Digital Evidence)
Dari studi
kasus di atas, bukti yang terdapat dalam laptop Noordin dikategorikan sebagai
bukti digital (digital evidences). Dari dua artikel tersebut dapat
diidentifikasi terdapat 2 bukti digital yaitu :
Video rekaman field tracking Dani Dwi Permana dan Nana
Ikhwan Maulana ke lokasi JW. Marriot dan Ritz Carlton. Dalam melakukan survei
tersebut Dani dan Nana didampingi oleh Syaifuddin Zuhri sebagai pemberi arahan
dalam melakukan eksekusi bom bunuh diri.
Dokumen tulisan milik Saefudin Jaelani yang berisi
pembagian tugas dalam jaringan teroris Noordin M Top dan alasan melakukan
tindakan terorisme di Indonesia.
2.
Penyimpanan bukti digital (Preserving Digital
Evidence)
Penyimpanan
bukti digital tersebut disimpan dalam harddisk laptop milik Noordin. Dengan hal
ini, bukti tersebut sudah dipastikan akan tetap tersimpan. Untuk menjaga
penyimpanan bukti digital tersebut, dapat dilakukan dengan cara mengkloningkan
seluruh data yang tersimpan. Hasil kloningan ini harus sesuai 100% dengan bukti
yang aslinya. Sehingga diharapkan bukti tersebut dapat dipercaya.
3.
Analisa bukti digital (Analizing Digital Evidence)
Dari analisa
digital yang dilakukan pihak Kepolisian, terlihat jelas bahwa bukti tersebut
menguak kejadian sebenarnya yang telah direncanakan dengan baik. Bukti ini
dapat mejadi bukti yang kuat di peradilan andai saja Noordin tidak tewas dalam
penggerebekan tersebut. Selain itu analisa terhadap tulisan Saefuddin Juhri
mengindikasikan bahwa terorisme di Indonesia terhubung dengan dunia terorisme
internasional (khususnya Al-Qaeda).
4.
Presentasi bukti digital (Presentation of Digital
Evidence)
Dalam
penyajian presentasi bukti digital, pihak Polri harus mendapatkan persetujuan
dari Humas kepolisian. Dengan tujuan agar penyajian bukti tersebut menghadirkan
informasi yang benar, tepat, akurat dan dapat dipercaya.Dan pada akhirnya, kita
selaku masyrakat juga bisa melihat video rekaman tersebut dengan jelas di TV karena
Kadiv Humas Polri mengijinkan hal tersebut.
KESIMPULAN
Dunia forensik IT di Indonesia merupakan hal yang baru
dalam penanganan kasus hukum. Kegiatan forensik IT ini bertujuan untuk
mengamankan bukti digital yang tersimpan. Dengan adanya bukti-bukti digital,
suatu peristiwa dapat terungkap kebenarannya. Salah satu studi kasusnya adalah
isi laptop Noordin M. Top yang banyak memberikan kejelasan mengenai tindak
terorisme di Indonesia.
Elemen yang menjadi kunci dalam proses forensi IT
haruslah diperhatikan dengan teliti oleh para penyidik di Kepolisisan. Proses
ini bertujuan agar suatu bukti digital tidak rusak sehingga dapat menimbulkan
kesalahan analisis terhadap suatu kasus hukum yang melibatkan teknoligi
informasi dan komunikasi. Dengan menjaga bukti digital tetap aman dan tidak
berubah, maka kasus hukum akan mudah diselesaikan.
http://ekayuliiantii.blogspot.com/2013/07/it-forensik-dan-contoh-kasus.html